Reaksi bersaing SN2 dan E2
Pada Reaksi
SN2 dan reaksi E2 terdapat banyak
persamaan, dimana kedua reaksi ini sama sama membutuhkan gugus pergi atau
leaving group yang baik. Reaksi SN2 memerlukan nukleofil yang baik, sedangkan
reaksi E2 memerlukaan basa yang baik. Tetapi pada beberapa permasalahan,
nukleofil yang baik juga termasuk kedalam basa yang baik. Jadi reaksi SN2 dan
E2 sering bersaing dalam reaksi yang sama. Pemenang reaksi bersaing ini
ditentukan oleh derajat percabangan α atau β dan kekuatan nukleofil atau basanya.
Peningkatan yang terjadi pada percabangan α dan β dan kebasaan yang kuat akan mendukung
eliminasi E2. Sedangkan peningkatan nukleofilisitas mendukung reaksi SN2.
Dalam suatu reaksi alkil halida, jika nukleofilik direaksikan dengan alkil
halida maka akan menghasilkan dua kemungkinan
reaksi, yaitu reaksi
substitusi dan reaksi eliminasi. Reaksi
substitusi akan terjadi ketika reagen menyerang
atom karbon, sedangkan reaksi eliminasi akan terjadi ketika reagen menyerang atom hidrogen. Reaksi
SN2 yang bersaing dihasilkan dari reaktan anionik yang melakukan serangan
nukleofil di pusat karbon ɑ, yang mengarah ke pelepasan gugus yang sama seperti
pada reaksi E2.
Identitas nukleofil atau basa juga dapat menentukan mekanisme mana yang disukai. Reaksi E2 lebih memerlukan basa yang bersifat kuat. Sedangkan reaksi SN2 membutuhkan nukleofil yang bersifat baik. Nukleofil yang baik yaitu basa lemah akan menguntungkan /disukai SN2 sedangkan nukleofil yang lemah yaitu basa kuat akan disukai E2. Nukleofil yang besar sulit mencapai karbon, sehingga lebih meningkatkan proporsi E2 ke SN2.
Pada reaksi bersaingantara
SN2 dan E2, reaksi
SN2 akan lebih mudah berlangsung daripada E2, dikarenakan kondisi reaksi SN2 kurang basa atau menggunakan basa yang
lemah. Sehingga kemungkinan terjadinya reaksi eliminasi akan semakin
besar sebanding dengan tingginya tingkat kebasaan suatu reaksi.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya reaksi bersaing antara SN2 dan E2, yaitu :
1. 1. Substrat
·
Jika substrat yang dipakai berupa alkil halida
primer, maka reaksinya akan didominasi substitusi.
·
Jika substrat yang dipakai berupa alkil halida sekunder, maka hasil reaksi yang didapatkan akan sama untuk substitusi dan eliminasi.
·
Jika substrat yang dipakai berupa alkil
halida tersier, maka reaksi akan cenderung ke reaksi eliminasi.
2. 2. Struktur basa
Basa lemah cenderung
memberikan hasil reaksi substitusi yang bersifat unggul. Sedangkan dengan kekuatan yang
sama pada basa alkoksida, basa alkoksida tersier akan cenderung
mengarahkan hasil produk yang
lebih besar daripada alkoksida primer dalam reaksi eliminasi.
3. 3. Temperatur
Laju reaksi substitusi
dan eliminasi berbanding lurus dengan naiknya temperatur. Tetapi, laju reaksi akan lebih besar pada
eliminasi karena energi aktivasi
yang dipunyai lebih tinggi. Sehingga kenaikan temperatur yang tinggi memungkinkan adanya banyak molekul untuk
mencapai keadaan transisi.
Permasalahan :
1. Mengapa jika struktur halidanya primer, maka produk substitusi lebih dominan terjadi ?
2. Apakah yang menyebabkan tingkat kebasaan suatu nukleofil dapat berpengaruh pada kompetisi reaksi SN2 dan E2?
3. Pada keadaan yang bagaimana yang menyebabkan reaksi SN2 lebih dominan ?
Baiklah perkenalkan nama saya Zainuddin Azhim Nim A1C119007 akan mencoba menjawab permasalahan no 3
BalasHapusMenurut saya, Pada kondisi ketika alkil halida primer yang digunakn serta basa kuat yang di gunakan merupakan suatu komponen yg sangat penting untuk menghasilkan reaksi yang dominan pada reaksi E2
Terimakasih🙏
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, baiklah nama saya Sri Maryati Nim A1C119099, saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1.
BalasHapusHal ini dapat terjadi karena urutan alkil halida primer dalam reaksi SN2 adalah sangat reaktif, sedangkan dalam E2 kurang reaktif.
Terimakasih 🙏
Baiklah saya Riska Indriyani NIM A1C119091 akan menjawab permasalahn nomor 2.
BalasHapusAdapun hal yang menyebabkan tingkat kebebasan memepengaruhi kompetensi antara SN2 dan E2 yaitu suasana yang sama akan membentuk reaksi SN2 dan E2, semakin polar pelarut tersebut dan basa kuat maka reaksi yang mengiringi arah mekanisme SN2 lebih mudah tercapai dari pada E2 karena reaksinya yang kurang basa. Kemungkinan besar terjadinya eliminasi jika basa tersebut dalam konsidi yang tinggi dalam suatu reaksi. Apabila nukleofil (basa) menyerang suatu atom H-β, akan terjadi reaksi eliminasi, sedangkan jika nukleofil (basa) yang menyerang atom karbon yang mengikat gugus pergi, maka akan terjadi reaksi substitusi. sehingga terjadinya tingkat kebebasan yang menyebabkan reaksi SN2 dan E2 saling bersaing.